1. MAINTENANCE
Pengertian
maintenance adalah
suatu
aktivitas pemeliharaan
fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan yang dipeilukan agar
tercapai proses produksi sesuai dengan yang direncanakan oleh perusahaan.
Adapun tujuan dari maintenance adalah :
1. Agar kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
rencana produksi.
2. Menjaga kualitas produksi pada tingkat yang tepat dan mengusahakan agar
kegiatan produksi tidak terganggu.
3
Menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan dalam waktu yang
ditentukan sesuai dengan kebijaksaaan perusahaan.
4. Mencapai-tingkat
biaya
maintenance
serendah
mungkin
melalui
pelaksanaan kegiatan maintenance dengan baik.
5. Menghindari hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan para pekeija
selama proses produksi..
6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan pihak-pihak terkait dalam
perusahaan untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu mencapai
tingkat keuntungan atau return of investment setinggi mungkin dan total
biaya serendah mungkin.
2. TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)
2.1 DefinisiTPM
Salah satu sistem maintenance yang ada adalah Total
Productive Maintenance (TPM). TPM merupakan suatu filosofi yang
bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas dari fasilitas yang digunakan
di dalam industri, yang tidak hanya ditujukan pada maintenance saja,
tetapi pada semua aspek dari operasi dan instalasi dari fasilitas, termasuk
juga dalam peningkatan motivasi orang-orang yang bekerja dalam
perusahaan tersebut.
Komponen TPM terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Total Approach.
Meliputi keterlibatan, pertanggungjawaban,dan penjagaan semua
fasilitas yang dilakukan oleh semua orang dalam pelaksanaan TPM.
2. Productive action.
Meliputi sikap proaktif pada kondisi dan operasi dari fasilitas. Adapun
proaktif dalam hal ini berarti mempunyai kepekaan terhadap fasilitas-
fasilitas yang ada, sikap ikut memiliki fasilitas-fasilitas yang ada, serta
sikap yang tidak dikendalikan oleh lingkungan tetapi mengendalikan
lingkungan.
3. Maintenance.
Meliputi peningkatan efektivitas dari fasilitas dan kesatuan operasi
produksi.
Inti dari TPM adalah teamwork, yang difokuskan pada kondisi dan
performance dari fasilitas-fasilitas yang ada. Suatu team terdiri dari
susunan orang yang mengoperasikan, melakukan set up, dan merawat
fasilitas. Pelaksanaan TPM dilakukan karena adanya masalah-masalah
sebagai berikut:
1. Terjadinya kerusakan dari mesin dan peralatan karena breakdown yang
tinggi sehingga menyebabkan kacaunya jadwal produksi.
2. Kualitas dari produk tidak konsisten sehingga membutuhkan jumlah
inspeksi yang banyak.
3. Moral pekerja yang rendah karena tidak adanya rasa ikut memiliki
fasilitas-fasilitas yang ada.
4. Adanya budaya saling melempar tanggung jawab di mana antar
departemen saling menyalahkan dalam suatu permasalahan sehingga
hubungan antar departemen menjadi renggang.
5. Manajer merasa belum bisa mengontrol situasi.
6. Setiap orang selalu merasa panik dan bekerja di bawah pengaruh tingkat
stress yang tinggi.
2.2 Implementasi TPM
Implementasi TPM dilakukan dalam empat tahap, yaitu :
1. Tahap persiapan.
• Mengumumkankeputusan
top
management
untuk
mengimplementasikan TPM.
• Memberikan kursus atau training yang berhubungan dengan
pengimplementasian TPM.
• Menciptakan organisasi untuk mengimplementasikan TPM.
• Membuat target atau kebijaksanaan dalam kaitannya dengan TPM.
• Memformulasikan master plan-untukmengembangkanTPM.
2. Tahap Implementasi Awal.
• Melaksanakan permulaan (kick off) TPM.
3. Tahap Implementasi TPM.
• Meningkatkan efektivitas peralatan yang dipakai.
• Membangun departemen maintenance tersendiri.
• Membuat jadwal pelaksanaan maintenance.
• Mengadakan pelatihan bagi para pekerja untuk mempertajam
keterampilannya dalam melaksanakan maintenance.
• Melakukan penyesuaian dalam manajemen perusahaan.
4 Tahap Stabilisasi.
• Mengimplementasikan TPM secara sempurna dan menetapkan
tujuan yang lebih tinggi di masa yang akan datang.
Keseluruhan tahap tersebut pada dasamya menjelaskan pelaksanaan
bagian-bagian yang terdapat dalam TPM, yaitu :
1. Pemahaman akan status dari fasilitas yang ada supaya dapat dilakukan
perbaikan sehingga kondisi fasilitas tetap baik, menjaga kondisi yang
baik tersebut, serta melakukan pengembangan terhadap fasilitas secara
berkelanjutan.
2. Mendeteksi dan mengeliminasi problem yang terjadi pada fasilitas.
3. Membangun, memonitor, dan memperbaiki efektivitas dari proses yang
menggunakan fasilitas produksi.
4. Menyediakan dan memperbaiki sistem maintenance sehingga diperoleh
sistem maintenance terbaik untuk mendukung fasiktas.
5. Membeli dan memasang fasilitas baru yang memberikan hasil terbaik.
2.4 Keuntungan TPM
Keuntungan diterapkannya TPM terutama dirasakan secara
langsung oleh operator mesin maupun pekerja bagian maintenance.
Keuntungan TPM yang dapat dirasakan oleh operator mesin adalah :
1. Operator mesin akan mendapatkan suatu ruang kerja yang bersih.
Hal ini secara psikologis dapat meningkatkan efektivitas kerja mereka,
2. Kerusakan ringan dari mesin dapat langsung diselesaikan sendiri oleh
operatormesin
karena
masing-masing
memiliki
perkakas
yang
diletakkan pada tempatnya.
Hal ini akan dapat mengurangi kepanikan mereka pada saat terjadi
kerusakan mesin.
3. Memberikan kesempatan bagi operator mesin-untuk meningkatkan
kemampuan kerja.
Hal ini akan merangsang munculnya sikap proaktif yang mana pada
akhirnya akan mampu meningkatkan kemampuan kerja mereka.
Sedangkan keuntungan TPM yang dapat dirasakan oleh pekerja bagian
maintenance adalah :
1. Mesin, pekerjaan, lingkungan kerja selalu bersih dan berada dalam
kondisi yang baik.
2. Breakdown bisa dikurangi dengan adanya maintenace yang baik dan
peningkatan kemampuan kerja operator mesin.
Pekerja bagian maintenance tidak perlu lagi membuang waktu hanya
untuk melakukan perbaikan terhadap kerusakan kecil pada mesin.
3. Pekerja bagian maintenance memiliki kesempatan untuk meningkatkan
ketrampilan dan pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar